Review Buku “Street Boys” – Tiny Hands to Retaliation and Agen of Change


STUDENTA- Hallo studenta, pada postingan kali ini kiata akan merivew salah satu buku yang kami rekomendasikan untuk sobat baca. Yaitu buku yang berjudul Street Boys karangan Lorenzo Carcaterra, berikut adalah review yang kami tulis.

Sfesifikasi Buku :
  • Judul : Street Boys
  • Penulis : Lorenzo Carcaterra
  • Penerbit : Pocket Books, 2003
    Pertama kali Diterbitkan di Great Britain oleh Simon & Schuster UK Ltd, 2002 / Copyright© Lorenzo Carcaterra, 2002/ 402 halaman. ISBN 0-7434-5027-2
Review Buku :

Street boys adalah sebuah buku fiksi yang diciptakan oleh Lorenzo Carcaterra. Novel ini ditujukan pada anak remaja sampai orang tua. Sebuah buku yang mampu memukau pembaca melebihi karya sebelumnya yaitu Sleepers. Carcaterra mendarat di layar lebar dengan buku terlarisnya di New York Times, yaitu Sleepers, membangun kisah tipis seputar legenda Neapolitan yang menggambarkan pertempuran tahun 1943 antara pasukan pendudukan Jerman dan anak melarat jalanan setempat.

Dalam melakukannya, dia mendapatkan inspirasi dari sejumlah sumber mulai dari The Secret of Santa Vittoria hingga Saving Private Ryan. Dalam cerita Street boys, Carcaterra mendramatisir cerita tentang sebuah kehidupan nyata dari anak-anak Italia, yatim piatu karena invasi Nazi yang menolak untuk meninggalkan Naples. Anak-anak tersebut bersembunyi di bukitbukit dan bersama dengan tantara darurat.

Satu-satu orang yang tersisa dihancurkan, kota dibom, dan anak-anak terlantar tujuannya hanya untuk bertahan hidup di hari lain. Tak ada yang membayangkan bahwa mereka akan menjadi pejuang tak kenal takut dan Perang Dunia II.

Cerita berlatarkan di Naples/Napoli, Eropa, pada September 1943. Perang di Eropa hampir dimenangkan. Itali tanpa pemimpin, Mussolini sudah ditangkap oleh anti fasis. Kota telah  dievakuasi, tetapi tantara Jerman sedang bergerak menuju Napoli untuk menyelesaikan pekerjaan.

Instruksi mengerikan mereka adalah: jika kota tidak bisa menjadi Hitler, maka kota itu juga tidak akan menjadi milik siapapun. Yatim piatu, terlantar atau hilang, beberapa diantaranya berusia sepuluh tahun, anak-anak Napoli melawan. Dibantu oleh seorang prajurit sekutu, selain resimen, dan hanya dipersenjatai dengan beberapa senjata, bom yang tidak meledakdan kecerdikan mereka sendiri, anak-anak jalanan bertekad untuk menghadapi musuh yang maju dan menyelamatkan kota atau mati saat mencoba.

Ada Kopral Steve Connors adalah seorang tentara yang dikirim untuk menyelamatkan warga sipil yang tersisa dan kemudian terpisah dari rekan-rekannya. Ia juga membantu anak-anak jalanan, Vincenzo Soldari, ahli sejarah enam belas tahun yang bertekad untuk membuat sejarah dengan memimpin orang lain dengan keberanian dan kepercayaan diri.

Nunzia Maldini merupakan seorang gadis berusia 19 tahun yang membantu ayahnya mengembalikan kehormatan dirinya dan kehilangan hatinya untuk seorang GI Amerika yaitu Kopral Steve Connors. Kolonel Rudolph Van Klaus adalah komandan Nazi yang sombong. Dan tentu saja, puluhan anak muda yang menggunakan beberapa ketrampilan mereka, negara dan diri mereka sendiri.

Lalu apa yang akan terjadi? Apakah anak jalanan harus memperjuangkan haknya? Bagaimana cara anak-anak ini melawan?

Untuk lebih jelasnya, baca novel ini, tentu jangan lupa sobat membelinya dulu ya (hueheu). Secara keseluruhan novel ini sangat menarik untuk dibaca. Karena selain kita bisa belajar mengenai sejarah dengan lebih menyenangkan, penggambaran dan suasana dalam novel ini sangat menarik untuk diikuti.

Kita dapat mengambil pelajaran bahwa sebuah perjuangan dapat menghasilkan apa yang kita inginkan. Meskipun ada sedikit kekurangan dalam novel ini seperti cukup tebalnya halaman, namun secara keseluruhan novel ini sangat sedikit kesalahan dalam pencetakan kata.

Gambaran novel dalam setiap karakternya mampu membawa pembaca seperti ikut dalam cerita dan merasakan suasana yang terjadi. Jadi Street boys ayadalah novel yang wajib anda baca. Thank’s for reading !


What's Your Reaction?

Terharu Terharu
0
Terharu
Sedih Sedih
0
Sedih
Bingung Bingung
0
Bingung
Marah Marah
0
Marah
Suka Suka
1
Suka
Lusi Nurkhayati
Menyapa lewat kata, melihat dengan nurani, berbagi melalui tulisan di sini, berharap tetap abadi.

0 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *