STUDENTA- Sabtu (10 April 2021), Komunitas Studenta ID telah menyelenggarakan acara diskusi online dengan mengangkat tema “Cultural Differences About Germany and Indonesia“. Diskusi yang dilakukan secara online melalui Zoom Meetings ini berlangsung selama kurang lebih 1 jam. Mulai pukul 18.30-19.30 WIB atau 01.30-02.30 waktu Jerman setempat.
Sesuai dengan tema yang diangkat yaitu diskusi tentang perbedaan budaya Jerman dan Indonesia. Komunitas Studenta ID menghadirkan narasumber dari Jerman yaitu Sofie Osterloff, seorang Art Therapist. Bagi yang belum familiar dengan profesi Art Therapist.
Art Therapist merupakan seseorang yang memiliki keahlian dalam bidang terapi seni untuk membimbing klien mengekspresikan emosi atau masalah kejiwaan yang sedang dialami untuk dituangkan ke dalam bentuk karya seni.
Dalam diskusi ini, peserta dan narasumber saling bertanya dan menjawab mengenai perbedaan budaya yang ada di dua negara ini. Sesuai dengan pengalaman yang dialami narasumber ketika berkunjung ke Indonesia dalam rangka mengikuti program volunteer di salah satu komunitas pada tahun 2017. Perempuan yang sering di sapa Sofie ini menjelaskan bahwa budaya Indonesia sangat unik dan bagus, bahkan orang-orang Indonesia pun juga baik dan ramah.
Pengalaman yang paling unik yang pernah ia temui di Indonesia dan tidak bisa ia temui di Jerman yaitu, membeli minuman kopi yang dibungkus menggunakan kantong plastik dan di kasih sedotan. Menurutnya, hal ini sangat unik sekali. Selain harganya murah, minuman seperti kopi yang dibungkus menggunakan kantong plastik ini tidak akan kita temui di Jerman, karena disana minuman kopi disajikan menggunakan gelas cup.
Selain dari segi minuman, ia juga mengungkapkan bahwa makanan di Indonesia itu pedas dan sangat unik.
Sementara, ia tidak bisa makan masakan yang pedas dan olahan dari daging atau rasa daging apapun, karena ia adalah seorang vegetarian. Seperti yang kita ketahui, seorang vegetarian adalah orang yang tidak makan olahan berasal dari daging, baik dari perasa masakan atau pun hasil olahan dari daging. Dia juga mengungkapkan suka dengan makanan tradisional Indonesia yaitu pecel, namun ia tidak suka dengan rasa yang terlalu pedas menurutnya.
Perbedaan menu makanan antara Jerman dan Indonesia jelas berbeda. Sofie menjelaskan bahwa orang Indonesia sarapan, makan siang dan makan malam selalu makan menggunakan nasi disertai lauk pauk dan sayur. Sedangkan, menu makanan utama di Jerman bukanlah nasi, melainkan susu roti dan keju, kentang. Lalu salad sayur dan buah-buahan itulah menu yang sering dimakan oleh orang Jerman.
Dari segi transportasi , ia juga menuturkan bahwa di Indonesia banyak orang yang mengendarai sepeda motor untuk pergi ke suatu tempat
Namun di Jerman ia lebih sering mengendarai mobil untuk pergi kemana pun. Karena, mengendarai sepeda motor tidak begitu aman baginya. Hal unik yang ia temui bahwa, orang Indonesia banyak yang abai ketika mengendarai sepeda motor tanpa memperhatikan keselamatan yaitu tidak menggunakan helm. Dan ini banyak ia jumpai selama ia berada di Indonesia. Ia menganggap ini hal yang aneh dan tidak ia temui di Jerman.
Dari segi alat-alat mandi terdapat perbedaan antara kebiasaan orang Jerman dan Indonesia. Ketika Sofie berada di Indonesia ia menemukan kebiasaan orang mandi di Indonesia menggunakan gayung dan penggunaan toilet nya adalah toilet jongkok. Namun ia tidak mempermasalahkan masalah itu. Dia bisa beradaptasi dengan mudah. Ia menjelaskan bahwa bentuk toilet di Jerman seperti di film-film barat, yaitu terdapat shower dan toilet duduk, dan bahkan bathtub.
Kemudian dari segi masyarakat, Sofie juga menuturkan bahwa Indonesia sangat keren bisa hidup damai berdampingan dengan semua kalangan masyarakat yang memiliki perbedaan keyakinan (agama).
Adapun peserta yang menanyakan mengenai Pendidikan di Jerman. Apakah Bahasa yang digunakan di dalam dunia Pendidikan di Jerman menggunakan Bahasa Jerman atau Bahasa Inggris sebagai Bahasa pengantar?
Sofie menjelaskan bahwa kebanyakan dunia Pendidikan di Jerman menggunakan Bahasa Jerman sebagai Bahasa pengantar walaupun banyak mahasiswa yang berasal dari luar Jerman. Namun ada juga beberapa tempat Pendidikan yang menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar. Semuanya tergantung institusi Pendidikan dan jurusan yang dipilih.
Diskusi online ini diakhiri dengan pesan dan kesan dengan adanya Komunitas Studenta ID ini, Sofie sangat mendukung anak-anak muda untuk saling memberi support dan manfaat satu sama lain dan juga dia berharap semoga suatu saat bisa berkunjung kembali ke Indonesia.