STUDENTA- Marhaban ya Ramadhan, Selamat pagi sahabat Studenta , semoga sehat selalu dan dalam lindungan Allah. Sahabat, Bulan Ramadhan kali ini memang luar biasa, memang penuh kejutan dan tentunya juga penuh hikmah. Kenapa kejutan? Ya , kejutan. Kita tidak menyangka bahwa Ramadhan kali ini harus #dirumahaja tarawihnya dan tidak bisa pulang (red-mudik). Kenapa hikmah? Ya, kita bisa mengambil banyak hikmah dari adanya pandemi ini.
Tepatnya tanggal 1 Ramadhan 1441H atau 24 April 2020 , kita memulai puasa ramadhan. Sesuai yang diperintahkan oleh Allah dalam surat Al Baqarah ayat 183 yang artinya :
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa
Namun, kenapa banyak yang galau ketika segala bentuk aktivitas ibadah harus dirumahkan dikala pandemi melanda ?
Ya, ini teguran hebat.
Ya, tentu pasti galau, kita kehilangan momen dimana indahnya dan khidmatnya ibadah di masjid. Biasanya, sebelum ramadhan ada banyak kegiatan-kegiatan postif sebagai rasa antusias kita dalam menyambut kedatangan Bulan Suci Ramadhan. Namun kini, kebiasaan itu ditiadakan pada tahun ini. Pandemi covid-19 yang sudah merebak di Indonesia sejak awal tahun 2020 (maret tepatnya), membuat kita khawatir akan kegiatan yang mengharuskan berkelompok dengan banyak orang, termasuk ibadah. Kajian rutin dan sholat berjamaah bahkan sholat jumatan juga ditiadakan di kebanyakan masjid guna ikhtiar mengurangi dan memutus mata rantai penyebaran covid-19 ini.
Berbagai upaya kita ikhtiarkan. Namun tanpa disadari, mengapa harus galau berlebihan dikala Ramadhan kita dipeluk oleh pandemi? Bukankah, ini yang akan membuktikan seberapa kuatnya amal, iman dan taqwa kita kepada Sang Pemilik Hidup?
Ramadhan adalah bulan dimana kita belajar dan meningkatkan iman dan ketaqwaan kita supaya bisa meraih predikat terbaik dikala Ramadhan meninggalkan kita. Begitu Ramadhan meningggalkan kita, apakah output yang bisa kita miliki? Apakah tingkat amal, iman dan taqwa kita masih tetap sama, semakin meningkat atau bahkan malah semakin menurun?
Sejatinya, tak apa ramadhan dalam pelukan pandemi, itu artinya tantangan ibadah kita semakin tinggi
Semakin tinggi tantangan ibadah, maka akan semakin tinggi pula kita meraih pahala, insyaAllah. Misalnya, apakah kita bisa sholat on time dikala mendengarkan adzan isya dikumandangkan, apa justru kita malah menunda-nunda sholat karena mentang-mentang sholat dirumah. Seperti jika dibandingkna dengan ramadhan tahun lalu, mungkin ketika mendengarkan adzan isya, langsung bergegas ke masjid dan mengikuti serangkaian sholat sunnah tarawih berjamaah sampai selesai witir dan ditambah kegiatan positif lainnya. Apakah semangat kita menurun ketika harus ibadah di rumah? Contoh kecil, sebagai bahan renungan.
Mungkin pandemi ini adalah teguran untuk kita yang selama ini sering pamer. Ya , pamer tentang kegiatan yang bisa dilakukan diluar rumah, misalnya pamer tentang kebahagian yang dilkaukan diluar rumah(red– plesiran). Pamer di era digital, entah mulai dari pamer jalan-jalan, pamer pasangan, pamer keharmonisan keluarga, hingga pamer makanan. Saat seperti ini, hal-hal tersebut seperti kegiatan di luar rumah (red-plesiran) tak bisa lagi dipamerkan karena harus #dirumahaja.
Alhamdulillah hikmah pandemi, ngurangin dosa pamer-pamer. Untuk saat ini, dan seterusnya mari saling muhasabah dan memperbaiki diri semoga pandemi dikala Ramadhan ini tidak menyurutkan amal, iman dan taqwa kita, justru sebaliknya semoga semakin meningkat amal, iman dan taqwa kita. Semoga kita semua lulus dengan predikat yang baik dikala ramadhan meninggalkan kita. Lulus dalam artian output ibadah kita semakin baik dan semakin baik terus.
Tulisan ini ditujukan dan sebagai teguran untuk pribadi penulis dan penulis ingin berbagi semoga bermanfaat. Mari sharing dan mampir-mampir bebrbagi ulasan di Studenta 😊
Happy Ramadhan
yuk, lulus bareng….