Puisi – Tanah Kelahiran


Tanah Kelahiran

Seruling di pasir ipis, merdu
antara gundukan pohonan pina
tembang menggema di dua kaki,
Burangrang – Tangkubanprahu.

Jamrut di pucuk-pucuk,
Jamrut di air tipis menurun.

Membelit tangga di tanah merah
dikenal gadis-gadis dari bukit
Nyanyikan kentang sudah digali,
kenakan kebaya merah ke pewayangan.

Jamrut di pucuk-pucuk,
Jamrut di hati gadis menurun.

(Ramadhan K.H.)


Dapatkah kamu membayangkan gambaran alam dalam puisi itu?

Ternyata, alam yang menjadi lingkungan hidup kita sangat indah. Keindahan lingkungan tidak hanya tampak pada gunung, sungai, lautan, teluk, hutan, dan kolam; tetapi juga pada planet, langit, awan, dan kicauan burung.

Tegakah kita melihat lingkungan yang begitu indah itu rusak?

Betapa Tuhan menciptakan alam yang dapat menjadikan kita manusia yang bertanggung jawab, disiplin, dan peduli lingkungan. Sebagai makhluk Tuhan, kita harus menjaga keindahan lingkungan, seperti yang tergambar dalam puisi “Tanah Kelahiran” karya Ramadhan K.H. itu.

Kerusakan lingkungan hidup di sekitar kita sudah mengkhawatirkan. Salah satu sebabnya adalah kepedulian masyarakat terhadap lingkungan masih kurang. Sebagai bagian lingkungan hidup, kita harus mencintai dan menjaganya agar keseimbangan lingkungan tidak rusak.

Kita boleh mengembangkan dan memanfaatkan lingkungan, tetapi kita juga harus tetap memperhatikan dan menjaga dampaknya, termasuk memanfaatkan dan menjaga biota laut.

Nah, pelestarian alam dan lingkungan hidup ini tidak terlepas dari peran manusia sebagai khalifah di muka bumi sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 30 (yang artinya) :

“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, ‘Aku hendak menjadikan khalifah di muka bumi’ . . .”

Arti khalifah di sini adalah “seseorang yang diberi kedudukan oleh Allah untuk mengelola suatu wilayah, ia berkewajiban untuk menciptakan suatu masyarakat yang hubungannya dengan Allah baik, kehidupan masyarakatnya harmonis, dan gama, agal dan budayanya terpelihara”.

Di samping itu, Surat Ar-Rahman, khususnya ayat 1-12, adalah ayat yang luar biasa indah untuk menggambarkan penciptaan alam semesta dan tugas manusia sebagai khalifah. Ayat ini ditafsirkan secara lebih spesifik oleh Sayyed Hossein Nasr, dosen studi Islam di George Washington University, Amerika Serikat. Dalam dua bukunya “Man and Nature (1990)” dan “Religion and the Environmental Crisis (1993)”, yang disajikan sebagai berikut:

“……Man therefore occupies a particular position in this world. He is at the axis and centre of the cosmic milieu at once the master and custodian of nature. By being taught the names of all things he gains domination over them, but he is given this power only because he is the vicegerent (khalifah.) of God on earth and the instrument of His Will. Man is given the right to dominate over nature only by virtue of his theomorphic make up, not as a rebel against heaven.”

Jelaslah bahwa tugas manusia, terutama muslim / muslimah di muka bumi ini adalah sebagai khalifah (pemimpin) dan sebagai wakil Allah dalam memelihara bumi (mengelola lingkungan hidup) Allah telah memberikan tuntunan dalam Al-Quran tentang lingkungan hidup.


What's Your Reaction?

Terharu Terharu
2
Terharu
Sedih Sedih
2
Sedih
Bingung Bingung
3
Bingung
Marah Marah
1
Marah
Suka Suka
5
Suka
STUDENTA

If you can't be intelligent, be a good person Open your mind and keep trying !