Kita Hanya Berbeda Sedikit Saja


STUDENTA- Allah menganugerhkan kepada kita manusia mulia yaitu Rasulullah Muhammad saw. Kemuliaan beliau Allah akui dalam Al-Qur’an bukan karena keturunan dan hartanya, tapi karena akhlaknya sebagaimana ayat Al-Qur’an berikut :

Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung (QS, Al-Qalam ayat 4)

Budi perkerti atau hari-hari ini kita sering menyebutnya dengan karakter dibentuk oleh sebuah keyakinan, pengetahuan dan juga keterampilan, dan kesemunya itu dicerminkan oleh perilaku kita dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Beda perilaku Rasulullah dengan ummatnya cuma sedikit kok ! Beliau sedikit tidur, kita sedikit-sedikit tidur, beliau sedikit makannya, kita sedikit-sedikit makan, beliau sedikit marahnya, kita mah sedikit-sedikit marah. Kalau Kita sedikit baca Qur’an nya, beliau sedikit-sedikit baca Qur’annya hingga kita sedikit-sedikit buka HandPhone (HP) Rasulullah mah ga pernah (ya iyalah, zaman dulu belum ada HP). hehe

Mari coba kita merenung, bagaimana tingkat efektivitas kehidupan kita? Ada dua nikmat yang sering sekali kita lalai dan kita sia-siakan, yaitu kesehatan dan kesempatan. Apa maksudnya? Mari kita bahas!

Jika dalam kondisi normal kita merasa kesehatan itu sesuatu hal yang biasa. Tapi jika kita dalam keadaan sakit barulah terasa berharganya nikmat kesehatan tersebut. Coba kita bayangkan, salah satu gejala pandemi covid-19 adalah tidak bisa bernafas dengan baik (sesak nafas), sehingga sudah pasti harus menggunakan alat bantu berupa tabung oksigen. Pertanyaannya, berapa biaya yang harus kita keluarkan (kalau harus bayar) dalam sebulan atau setahun?

Jika biaya paling murah seribu rupiah per menit, berarti satu jam 60.000, dan sehari 1.400.000. Bagaimana jika sebulan, setahun dan seterusnya (silahkan hitung sendiri ya). Itu belum termasuk biasya kamar rumah sakit dan perawatan dokter dan lainnya.

Apakah kita ingat, sehari-hari Allah memberikan oksigen yang berlimpah dan tak perlu dibeli.

Lalu, nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan?

Selanjutnya, nikmat kesempatan (waktu luang). Seringkali kita hanya menyadari waktu sangat berharga ketika ada pekerjaan yang harus segela diselesaikan dengan waktu yang sangat terbatas. Selebihnya, tanpa sadar kita sering menyia-nyiakannya.

Seringkali kita berharap bahwa dalam sehari, kita memiliki waktu lebih dari 24 jam. Padahal waktu itu nikmat yang selalu bergerak maju tanpa pernah bisa dikembalikan. Jika ia sudah pergi, maka hilanglah ia. Berbeda dengan uang yang masih bisa kita cari lagi.

Padahal setiap saat waktu berlalu, usia kita hidup di dunia pun semakin singkat dan tentunya terus mendekati waktu terhenti (tutup usia). Ibarat bensin, jika motor sudah dijalankan, maka akan terus menerus berkurang sampai akhirnya habis.

Allah telah memebrikan nikmat sehat dan sempat semua agar kita (manusia) mensyukurinya. Salah satu cara mensyukuri nikmat keduanya adalah dengan berbuat sebaik-baiknya untuk kebaikan yang berdampak pada diri sendiri dan orang lain. Bukan digunakan untuk hal-hal yang sia-sia dan tidak berguna.

Sebagaimana Allah mengingatkan kita dalam Al-Qur’an bahwa salah satu ciri orang beriman yang meraih kemenangan itu yang menjauhkan iri dari perbuatan atau perkataan yang tidak berguna.

Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna (QS. Al-Mukminun ayat 3)

Mudah-mudahan kita semua termasuk pada golongan hamba-hamba yang bersyukur. Aamiin,


What's Your Reaction?

Terharu Terharu
0
Terharu
Sedih Sedih
0
Sedih
Bingung Bingung
0
Bingung
Marah Marah
0
Marah
Suka Suka
1
Suka
STUDENTA

If you can't be intelligent, be a good person Open your mind and keep trying !